a.Iringan Eksternal
Tarian umumnya diiringi permainan alat musik tradisional atau diiringi nyanyian orang lain. Nyanyian yang mengiringi tarian diiringi permainan alat musik yang kemudian digunakan sebagai pengiring tarian. Cara mengiringi tarian dengan alat musik dan nyanyian dari orang lain inilah yang disebut iringan eksternal. Iringan musik eksternal merupakan pedoman ritme yang di- gunakan penari untuk bergerak sehingga iringan pada tarian dapat difungsikan sebagai ilustrasi pendukung suasana (karakter tari) dan juga difungsikan sebagai patokan bagi penari untuk bergerak. Iringan eksternal harus dapat mewujudkan karakter tokoh tarian dan identitas kultur tarian.
Tari dari daerah Betawi yang khas dengan bunyi gesekan biola, tanjidor yang unik dengan terompet besar, dan suara rebana/terbang hanya akan berkesan harmoni dan utuh apabila digunakan untuk mengiringi tarian berlatar belakang lagu “Sirih Kuning”, “Jali-Jali”, dan lagu khas Betawi lainnya
b. Iringan Internal
Tari Kecak dari Bali hanya mengandalkan suara penari berbentuk nada sebagai pedoman ritme tarian. Ketika Rama Shinta menari di tengah Tarian Kecak, vokal penari Cak diatur sedemikian rupa dengan pola tertentu. Dengan demikian, ada saatnya penari Shinta menyanyi sendiri sambil menari, sementara suara penari Cak laki-laki dibuat sayup-sayup. Perbedaan vokal yang dibunyikan merupakan tanda perubahan gerakan dari penari Rama/Shinta yang berad di tengah arena. Penari Kecak dengan posisi duduk melingkar, tangan di atas, tanpa mengenakan busana bagian atas, bertelanjang dada, ditarikan oleh puluhan pria dan menggunakan kain catur khas bali, menyusun pola nada Cak atau Sir, dengan tempodan dinamika yang berbeda.
Gerakan saja sebagai transisi (perpindahan) dari gerak ke gerak berikutnya, tanpa diiringi vokal, juga merupakan bentuk iringan internal. Tari Saman pada beberapa transisi (perpindahan pola gerak) memiliki saat hening tanpa suara, tanpa nyanyian. Namun, tetap menimbulkan efek suara ketika menepukkan tangan ke badannya, sementara gerakan berlangsung membentuk ritme.
c. Iringan Kontras
Iringan tari harus kontras dengan gerakan. Misalnya, gerakan lemah dan gerakan bervolume kecil diiringi dengan ilustrasi iringan yang ramai bergemuruh. Jika diterjemahkan, kontrasnya dua elemen dasar tari ini ketika dipadukan dapat menunjukkan penggambaran tokohnya memiliki karakter yang lembut dan sederhana, tetapi mampu menahan amarah atau emosi seburuk apa pun. Gambaran emosi ditunjukkan oleh iringan yang keras. Adapun karakter tokoh digambarkan dengan gerakan yang lemah dan lembut bervolume kecil. Tarian seperti ini sangat khas diungkapkan oleh Tari Topeng Panji dari Cirebon (Jawa Barat) yang termasuk ke dalam tari tunggal
d. Iringan Harmoni
Dukungan ilustrasi musik pada sebuah tarian tidak harus paralel. Jika gerakan menangis, suasana sedih akan lebih terasa jika dilatarbelakangi iringan yang mengalun dan tempo lambat. Misalnya, dengan suara suling yang mendayu-dayu. Suasana gembira diiringi dengan irama yang ritmis energik dengan melodi yang mengundang orang untuk ikut mengetukngetukkan kakinya. Ada saat lain iringan berbanding terbalik dengan gerakan. Misalnya, untuk menunjukkan kemarahan, orang bisa mengekspresikannya dengan berdiri diam, membuka kaki menatap ke arah depan, dengan dada membusung, napas agak berat turun naik, tetapi musik bergemuruh, ramai riuh rendah dengan tabuhan yang stacatto. Pada Tari Topeng Panji dari Cirebon, adegan seperti itu memang menjadi keunikan tersendiri. Penari topeng berwarna putih diam dalam posisi adeg-adeg kaki dibuka lebar, dan sedikit menggerakkan pergelangan tangannya, sementara suara gamelan dan tabuhan gendang sangat keras.