Dinamika gerak terwujud karena penggunaan unsur pembentuk gerak, yaitu sebagai berikut.
a. Penggunaan Tenaga (Intensitas)
Penggunaan tenaga pada setiap gerakan akan berbeda.
Kecepatan gerak yang dilakukan penari akan membutuhkantenaga yang besar daripada gerakan yang lamban.
Jika gerak terus-menerus menggunakan tenaga yang besar, tentu saja penari akan cepat lelah. Apabila gerak terus-menerus lemah dengan tempo lamban, hal itu akan menjenuhkan dan tidak menimbulkan isi dari sebuah tarian menjadi dingin dan datar. Pada tari mungkin setiap pola gerak 1 ke pola gerak 2 akan menunjukkan penggunaan tenaga yang berbeda. Namun, desain perubahan tenaga tidak dibuat berselang-seling besar ke kecil pada setiap pola gerak, penggunaan tenaga didesain sedemikian rupa, yang dikaitkan dengan susunan gerak, suasana adegan, karakter tarian, dikaitkan dengan penguasaan ruang pentas dan seluruh unsur pembentuk gerak tari lainnya.
b. Volume Ruang
Sebuah pola gerak yang terbentuk dari beberapa elemen gerak; membuat sebuah ruang gerak bervolume besar, atau bervolume kecil. Gerakan tangan yang diputar seperti pada Tari Piring membentuk volume gerak yang besar, sedangkan gerakan jari-jari tangan pada Tari Sriwijaya dari Palembang membentuk volume gerak yang kecil. Gerak berpindah tempat juga menimbulkan pola ruang yang bervolume ditimbulkan oleh garis imajiner jejak kaki yang membentuk lintasan.
c. Waktu/Tempo (Cepat lambatnya gerakan dilakukan)
Tidak selamanya gerakan dilakukan dengan tempo yang sama. Ada gerak dengan hitungan 1 hingga 8 ketuk terdiri atas setiap satu ketukan; satu gerak berubah. Ada juga dengan hitungan yang sama gerakan, hanya berubah pada hitungan ke 2-4-8 saja. Cepat lambatnya pola gerak ke pola gerak yang lainakan menimbulkan dinamika gerak.