Tiga macam Gunung Api antara lain berikut ini.
1) Gunung Api Maar (Embryo)
Gunung api maar terbentuk karena erupsi eksplosif (ledakan yang luar biasa kuatnya) hasilnya bahan-bahan lepas/ padat. Contoh: Gunung Lamongan di Jawa Timur, Danau Atar di Sumatra Barat.
2) Gunung Api Kerucut (Strato)
Gunung api kerucut terjadi karena letusan dan lelehan secara bergantian, bentuk badannya seperti kerucut berlapis- lapis dan bahan yang dikeluarkan bahan lepas dan lava.
3) Gunung Api Perisai (Tameng)
Gunung api perisai terjadi karena lelehan maupun cairan yang keluar membentuk lereng yang sangat landai membentuk seperti perisai dengan sudut kemiringan lereng antara 1° – 10°. Bahannya adalah lava yang bersifat sangat cair. Contoh: Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Hawai.
Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, sekitar 129 buah masih aktif dan 70 buah di antaranya tidak menunjukkan letusan.
Berbagai bentukan muka bumi akibat gejala vulkanisme adalah
- Kaldera, yaitu kawah kepundan yang amat besar, luas dan bertebing curam, misalnya kaldera gunung Tengger (sekitar 8 Km).
- Leher vulkanik, yaitu sisa magma yang membeku pada pipa kepundan yang lapisan tanah penutupnya terkelupas.
- Dome Vulkanik, yaitu kubah di sekitar gunung berapi akibat dari instrusi magma menekan lapisan kulit bumi bagian atas dan terjadi pelengkungan.
- Dataran lava, yaitu dataran tinggi atau plato yang berasal dari lava.
- Bentuk kerucut gunung api yang terbentuk secara berlapis-lapis.
- Meja Lava, yaitu permukaan bumi yang datar dan relatif lebih tinggi dari sekitarnya menyerupai meja yang berasal dari lava.
- Kawah Maar, yaitu kawah gunungapi kecil yang telah mati dindingnya berbentuk lingkaran.